Jakarta, 20 Desember 2024 – Komisioner Bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi (ASE) Komisi Informasi (KI) Pusat, Samrotunnajah Ismail, mengajak generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk lebih bijak dalam memilah dan memilih informasi. Ajakan ini disampaikan dalam dialog interaktif bertajuk "Memilah Informasi Secara Bijak" yang digelar secara nasional di LPP RRI Pusat Jakarta, Jumat (20/12/2024). Kegiatan ini dihadiri ratusan mahasiswa dan kaum difabel secara offline, serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi RRI dan KI Pusat.
Dalam dialog tersebut, Samrotunnajah hadir bersama Direktur Layanan LPP RRI, Yonas Markus Tuhuleruw yang juga dihadiri Komisioner Komisi Nasional Disabilitas Sasmita. Dalam dialog interaktif itu membahas pentingnya literasi informasi, terutama dalam era digital yang dipenuhi arus informasi dari berbagai platform.
Menurut Samrotunnajah KI Pusat Dorong Mahasiswa Jadi Agen Informasi Bebas Hoaks. Ia menjelaskan bahwa RRI telah memenuhi perannya sebagai badan publik informatif sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Ia mendorong mahasiswa untuk mengakses informasi dari PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Badan Publik, termasuk informasi mengenai beasiswa, namun tetap dengan sikap bijak.
"KI Pusat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap badan publik untuk memastikan informasi yang disediakan cepat, murah, dan berkualitas. Selain itu, mahasiswa perlu memahami jenis informasi yang dikecualikan serta cara melakukan permohonan informasi," jelas Samrotunnajah.
Ia juga menekankan pentingnya mahasiswa menjadi agen informasi yang bebas hoaks. "Jika ada keraguan terhadap akurasi informasi, publik dapat melaporkannya ke Kementerian Komunikasi dan Digital. Kami juga terus mendorong agar badan publik menyediakan layanan informasi yang inklusif bagi difabel," tambahnya.
Sementara itu, Yonas Markus Tuhuleruw menegaskan komitmen RRI untuk menjadi pusat informasi primer yang transparan. "Masyarakat, termasuk mahasiswa, dapat mengakses informasi resmi melalui website RRI. Tahun 2023, RRI mendapat penghargaan atas kemampuannya menyediakan informasi yang cepat dan murah bagi difabel, menjadikannya salah satu dari empat badan publik terbaik secara nasional," ujarnya.
Yonas juga menyoroti peran RRI sebagai verifikator informasi, terutama dalam menangkal hoaks. "RRI memiliki program 'Cek Fakta' untuk memastikan akurasi informasi. Selain itu, kami mengingatkan masyarakat agar tidak menyebarkan informasi sebelum diverifikasi, seperti kasus hoaks tentang erupsi di Brasil yang seolah-olah terjadi di Indonesia," tegasnya.
Diskusi Interaktif dengan Mahasiswa dan Difabel
Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa dan perwakilan difabel memberikan masukan terkait layanan informasi. Muhammad Fikri Kurniawan, salah satu mahasiswa, menyoroti preferensi masyarakat terhadap platform visual dibandingkan radio. Perwakilan difabel, Ismail, meminta agar pelayanan informasi untuk difabel lebih ditingkatkan. Sementara itu, mahasiswi Nurafiah bertanya tentang sikap terhadap hoaks, dan Sasmita selaku Komisioner Komnas Disabilitas yang mewakili disabilitas tuli, meminta RRI menyediakan layanan yang lebih ramah bagi komunitas tuli.
Dialog interaktif ini menjadi bukti nyata kolaborasi KI Pusat dan LPP RRI dalam menciptakan masyarakat yang melek informasi. Melalui forum ini, diharapkan mahasiswa dan kaum difabel dapat menjadi pionir dalam menyaring informasi yang benar dan berkualitas demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.